MAKALAH
OLEH RUSDIANTO KARIM
SMA NEGERI 1 BONTOMARANNU
2012-2013
BAB I
BAHAYA DAN KEGUNAAN FORMALIN
( Formaldehida )
Senyawa kimia formaldehida
(juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO,
yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang
dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida
awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman
tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reaksi oksidasi katalitik
pada metanol. Oleh sebab
itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran
bahan yang mengandung karbon dan
terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi,
formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang
ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
A.
Sifat Formaldehida.
Meskipun dalam udara bebas
formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya
dijual dalam kadar larutan 37%
menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida
mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk
membatasi polimerisasinya. Formalin
adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%.
Meskipun formaldehida menampilkan
sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada
aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro,
menghasilkan asam format dan
metanol.
Formaldehida bisa membentuk trimer
siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan
sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau
udara dingin.
Formaldehida bisa dioksidasi oleh
oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu
larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan
udara.
B.
Kegunaan Formalin
Formaldehida dapat digunakan untuk
membasmi sebagian besar bakteri, sehingga
sering digunakan sebagai disinfektan dan juga
sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan
nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang
dan pakaian.
Formaldehida juga dipakai sebagai
pengawet dalam vaksinasi. Dalam
bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya
mengangkat kutil. Larutan
dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta
untuk sementara mengawetkan bangkai.
Dalam industri, formaldehida
kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan
rupa-rupa bahan kimia. Jika
digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina,
formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk
lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai
insulasi. Lebih dari
50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.
Untuk mensintesis bahan-bahan kimia,
formaldehida dipakai untuk produksi alkohol
polifungsional seperti pentaeritritol, yang
dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan
formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen
penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang
dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak).
Sebagai formalin, larutan senyawa
kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan
baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.
·
Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.
·
Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%),
Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti
pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, pasta gigi, dan pembersih karpet.
C.
Bahaya Formalin
Bahaya Jangka Pendek (akut)
a. Bila Terhirup
a. Bila Terhirup
-
Iritasi pada
hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan serta batuk-batuk.
-
Kerusakan
jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan
paru.
-
Tanda-tanda
lainnya meliputu bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang
berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
-
Pada
konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
b. Bila Terkena Kulit
Apabila terkena kulit maka akan
menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan
ada rasa terbakar.
c. Bila Terkena Mata
Apabila terkena mata dapat
menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal-gatal,
penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan
beronsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang
hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
d. Bila Tertelan
Apabila tertelan maka
mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan
diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala,
hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, system
susunan saraf pusat dan ginjal.
Bahaya Jangka panjang ( kronis )
a. Bila terhirup
Apabila terhirup dalam jangka waktu
lama maka akan menimbulkan sakit kepala, ganggua pernafasan, batuk-batuk,
radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi
pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,
keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang.
Gangguan head dan kemandulan pada perempuan Kanker pada hidung, rongga hidung,
mulut, tenggorokan, paru dan otak
b. Bila
terkena kulit
Apabila terkena kulit kulit terasa
panas,mati rasa serta gatal-gatal serta memerah,kerusakan pada jari tangan,
pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit dan terjadi radang kulit yang
menimbulkan gelembung.
c. Bila terkena Mata
Jika terkena mata bahaya yang
menonjol terjadinya radang selaput mata.
d.
Bila tertelan
Jika tertelan akan menimbulkan
iritasi pada saluran pernafasan ,muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar
pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
Melalui
sejumlah survei dan
pemeriksaan laboratorium, ditemukan
sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang
salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau
pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang
sering diketahui mengandung formalin misalnya:
1. Ikan
segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah
segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
2. Ayam
potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak
mudah busuk.
3. Mie
basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi
dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
4. Tahu :
Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari
dan tidak mudah basi.
Pengaruh
terhadap badan
Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan
konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi,
serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida
merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar
di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan
iritasi kepala dan membran mukosa, yang
menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta
kegerahan.
Jika terpapar formaldehida dalam
jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh
manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang
meningkatkan keasaman darah, tarikan napas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau
sampai kepada kematiannya.
Di dalam tubuh, formaldehida bisa
menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga
mengganggu ekspresi genetik yang
normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga
dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi
yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti
yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap
makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Senyawa kimia
formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida
dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin,
atau padatan
yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Formalin
memiliki banyak manfaat, diantaranya banyak dimanfaatkan di dunia kedokteran
dan lain-lain sebagainya. Selain memiliki banyak manfaat, formalin juga
merupakan bahan yang sangat berbahaya apabila disalahgunakan.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar